Tentang Kami

Memberikan informasi dan pengetahuan untuk pengunjung BLOG

Sunday, July 24, 2016

BUDAYA TIMUR

Budaya Timur Yang Terkorosi Modernisasi

A. Pendahuluan

Budaya timur yang dimaksudkan dijudul adalah hasil olah pikir manusia Indonesia yang terealisasi dalam wujud budaya kongkrit dan memiliki nilai-nilai luhur sesuai dengan watak dan kepribadian orang Indonesia.

Modernisasi, dan westernisasi yang sekarang ini muncul diberbagai level dan lapisan dari kota hingga pelosok pedesaan, secara sistematis telah memporakporandakan tata nilai kehidupan yang beratus tahun pernah kita miliki. Sekarang tak terpertahankan, bahkan nyaris musnah.

Kita yang hidup pada dimensi kekinian, tidak perlu anti modernisasi atau westernisasi, malah kita harus bersyukur masih menikmatinya. Yang perlu kita pikirkan secara serius, yaitu bagaimana strateginya agar kita bisa menikmati modernisasi, westernisasi dengan tanpa kehilangan jati diri atau kepribadian sebagai pewarisan masa lalu.

Permasalahannya, apakah kita sanggup menjadi manusia modern tapi tanpa kehilangan jati diri ketimuran. Kiranya strategi apa yang perlu kita pakai untuk mensiasati permasalahan termaksud di atas.

B. Tumbuhkan Kesadaran Diri

Berbicara kesadaran diri pada era modernisasi, sepertinya suatu hal yang sangat sulit untuk direalisasikan. Modernisasi dan westernisasi, jujur saja kita akui, memiliki daya pesona yang sangat menggoda kehidupan manusia diberbagai level dan tingkatan. Padahal perangkat filterisasi untuk menyaring westernisasi dan modernisasi agar dapat diterima secara seimbang sudah tersedia. Seperti kita punya agama, Pancasila, penambahan kurikulum berbasiskan kearifan lokal dan alat-alat filterisasi lainnya yang tidak perlu disebutkan satu persatu.

Sepertinya, kiat-kiat untuk menumbuhkan kesadaran diri ini, diantaranya kita perlu menoleh kebelakang untuk memahami kembali keberhasilan para pendahulu kita dimasa kejayaan Sriwijaya, Majapahit, Mataram, Demak, Mataram dan sebagainya. Mereka para pendahulu tersebut di atas pada dasarnya relatif mampu membangun dan mempertahankan kesadaran diri. Padahal pada masa itu, Nusantara sudah menjadi pusat  pertemuan bangsa-bangsa dari hampir seluruh dunia. Alasannya, karena Nusantara Indonesia, posisi geografisnya menempati posisi silang dunia. Nusantara wilayah perairannya sengkali dilayari oleh para pedagang mancanegara dari timur ke barat dan sebaliknya. Saat itu berbagai faham budaya, politik dari luar masuk ke jiwa bangsa Nusantara, tapi hebatnya mereka tanpa kehilangan kenusantaraannya.

Mencermati pemikiran di atas, artinya, bukan berarti kita harus mampu mempertahankan budaya masa keemasan Sriwijaya atau Majapahit dll, namun kita harus mampu mewarisi kekonsistenan cara berpikir moyang kita dalam mempertahankan nilai-nilai inti yang sudah terpatri pada jati dirinya ditengah derasnya gempuran nilai-nilai budaya dari luar.

Di samping kita harus banyak belajar dari kehidupan masa lalu, sepertinya, untuk membangkitkan kesadaran diri itu, kita perlu memfungsikan agama sebagai institusi yang kredibel, untuk memilih dan memilah antara yang semestinya dan yang tidak semestinya. Agama jangan dijadikan piranti komersialisasi oleh kalangan tertentu, yang ujung-ujungnya untuk memperkaya diri secara material. Demikian juga, Pancasila tidak perlu lagi diperdebatkan keberadaannya. Justru harus dipikirkan, bagaimana tahapan memfungsikannya dalam kehidupan.

C. Harus banyak belajar dari Jepang

Mengapa kita merujuk ke Jepang dalam hal membangun kesadaran diri. Bangsa Jepang di Asia sepertinya sebagai bangsa yang ideal dalam kemampuannya mempertahankan jati diri kehistorisannya. Ungkapan ini terlepas dari masalah Jepang pernah menyengsarakan kita 1942-1945.

Kalau kita perhatikan keberadaan Jepang sekarang ini, ternyata Jepang itu sebagai bangsa yang berani menjadi bangsa yang modern, tapi tanpa kehilangan jati diri kebangsaannya. Jepang menjadi negara modern terkemuka di dunia, tanpa meninggalkan tradisi. Tradisi oleh bangsa Jepang dijadikan alat untuk agar  bangsa Jepang tetap  arif di tengah-tengah hingar bingarnya kemajuan. Orang Jepang punya tradisi mundur manakala membuat kesalahan dan berani diproses melalui hukum yang berlaku.  Sikap yang sangat berbeda bila dibandingkan dengan bangsa Asia lainnya, khususnya dengan bangsa Indonesia.

D. Simpulan

Agar budaya ketimuran yang adiluhung itu tetap terpelihara di dalam kehidupan kita, dan dapat difungsikan sebagai penyeimbang terhadap derasnya modernisasi dan westernisasi yang sekarang ini melintas dan ada dihadapan kita. Untuk itu sedikitnya: 1. Kita harus banyak belajar dari sejarah yang pernah ditorehkan oleh moyang kita dimasa kejayaannya.
 2. Kita harus banyak belajar dari bangsa Jepang yang telah berhasil menjadi bangsa yang modern, tanpa kehilangan tradisi warisan moyangnya.

Nara Sunmber :

1 comment:

  1. babyliss pro nano titanium hair dryer
    babyliss remmington titanium pro titanium chloride nano titanium hair dryer. · · · · · · · · · smith titanium · · · · · · · · · titanium mens ring · · · · · · · · · ·. ·. ·. ·. ·. ·. ·. titanium sheet

    ReplyDelete