Tentang Kami

Memberikan informasi dan pengetahuan untuk pengunjung BLOG

Wednesday, July 27, 2016

SEJARAH NARATIF

Sejarah Naratif (narrative history)

Karya tulis sejarah, berdasar kepada cara pengerjaannya dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok. Pertama, karya tulis sejarah naratif (narrative history), dan kedua, karya tulis sejarah analitis (analitical history).

Pada kesempatan tulisan ini, hanya  akan membahas mengenai tulisan sejarah naratif. Pembahasan ini dirasa sangat urgen, terutama untuk memberikan wawasan kepada mereka yang bukan ahli sejarah, yang sering kali suka berpikiran, bahwa sejarah itu ditulis sesederhana seperti apa yang mereka bayangkan.

Kalau bicara karya tulis sejarah narative, mau tidak mau kita harus membandingkannya dengan karya sejarah non-naratif atau sejarah analitis. Kalau tidak ada upaya membandingkannya, kita akan mengalami kesulitan dalam memahami sejarah naratif. Karena kedua karya tulis sejarah tersebut satu sama lain terdapat perbedaan dalam cara pengerjaannya. Logikanya, beda cara pengerjaan akan berpengaruh kepada produk dan isi yang dihasilkan.

Karya sejarah naratif bisa ditulis oleh bukan seorang ahli sejarah, artinya bisa ditulis oleh sembarang orang asal si penulisnya ada rasa senang kepada kejadian-kejadian sejarah. Seperti misalnya almarhum Jendral Besar Abdul Haris Nasution, beliau suka kepada sejarah, dan bahkan beliau sebagai pelaku sejarah dan sekaligus menulis sejarah. Demikian pula almarhum Bung Karno, dan Bung Hatta mereka adalah gemar kepada sejarah dan juga sebagai pelaku sejarah juga sekaligus suka menulis sejarah. Dan ketika mereka menulis sejarah, sudah dapat dipastikan karyanya masuk dalam kelompok sejarah naratif. Mengapa demikian?

Sejarah naratif bisa ditulis oleh sembarang orang, karena cara pengerjaannya atau orang yang mengerjakannya secara akademis tidak dituntut sebagai seorang profesional di bidang kesejarahan. Biasanya, orang yang tidak profesional dibidang kesejarahan, setidaknya mereka  kurang paham dengan teori, konsep, dan metode yang berkaitan dengan disiplin ilmu sejarah.

Sejarah naratif gaya penulisannya bersifat no problem oriented, artinya dalam penulisannya tidak ber-orientasi kepada masalah dan tidak bersifat memecahkan masalah. Jadi sejarah naratif itu ditulis bisa tanpa menggunakan teori dan metode, dan juga tidak berkepentingan untuk menjelaskan kausalitas atau hubungan sebab akibat dari berbagai dimensi yang melahirkan peristiwa yang sedang ditulis. Sejarah naratif ditulis hanya sebatas mendeskrifsikan kronologi kejadian dari peristiwa yang ditulisnya. Jadi sejarah naratif tidak bersifat ilmiah.


Berbeda dengan karya sejarah analitis. Karya sejarah yang satu ini dalam penulisannya bersifat problem orientied, artinya dalam pengerjaan penulisannya berorientasi kepada masalah, dan harus memecahkan masalah. Dengan demikian, penulisannya harus menggunakan teori, konsep, dan metode sejarah, dan harus dikerjakan secara akademis oleh mereka yang pernah menimba ilmu di bidang disiplin ilmu sejarah. Singkat kata, sejarah analitis tentu saja akan bersifat ilmiah baik pengerjaannya maupun hasilnya. Sebab seorang profesional, ketika melakukan penelitian maupun pada tahap penulisan, mereka harus patuh kepada kaidah-kaidah ilmiah yang ada  dalam bidang disiplin ilmu sejarah.

2 comments:

  1. bagus isi nya,tpi gak ada sumber,apakah ini menurut pemikiran sendiri ?

    ReplyDelete
  2. Agen Judi Terpercaya Yang Bisa Melakukan Top Up Melalui Via All Bank Lokal Indonesia !!!

    Support Transaksi Bandar Judi Deposit Via OVO, Bandar Judi DEPOSIT VIA PULSA, Bandar Judi Deposit Via Gopay !!

    Zeusbola Selalu Memberikan Fasilitas Mewah & Mantap Untuk Para Penggemar Taruhan Online.

    Daftar Gampang, Praktis, Mudah dan Cepat.



    INFO SELANJUTNYA SEGERA HUBUNGI KAMI DI :
    WHATSAPP :+62 822-7710-4607
    TELEGRAM :@zeusbola
    FACEBOOK :zeusbolame
    INSTAGRAM :@zeusbola.official
    TWITTER :@zeusbola


    ReplyDelete